Kamis, 03 Juni 2010

Pilkada, ciptakan demokrasi semu

Pemilihan kepala daerah(pilkada),sejatinya sebagai manifestasi dari demokrasi,namun itu hanyalah dalam teori.faktanya pilkada hanya jalan untuk mencari kekuasaan dan menjadi "raja-raja"kecil didaerahnya masing-masing.Para calon dan partai pengusung tidak pernah mendidik masyarakat menjadi pemilih cerdas,pemilih yang rasional.tapi mereka diciptakan menjadi pemilih emotional(asal populer,asal ada uang,asal sukunya sama,dll).Akibatnya munculah pemimpin2(gubenur,bupati,walikota) yg mendewakan kekuasaan,menumpuk kekayaan,bertangan besi,mengedepankan nepotisme dari pada profesionalisme.Terkadang prinsip2 demokrasi ditabrak untuk mencapai tujuan.Butuh berapa tahun lagikah negara ini menjadi negara yang dewasa dan cerdas berdemokrasi?.haruskah ada reformasi jilid 2 atau REVOLUSI?jika kita masih tetap begini,sepertinya pilkadapun hanya ciptakan Demokrasi semu,demokrasi yg hambar,tanpa rasa dan hanya berjalan ditataran teoritis,dan MIMPI..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar